Luka ringan dapat dialami oleh siapa saja terutama anak-anak, karena pada usia ini mereka sering terjatuh atau terbentur saat eksplorasi lingkungan di sekitarnya. Ketika terjatuh atau terbentur, biasanya tubuh kita akan langsung bereaksi untuk melakukan penyembuhan, salah satunya dengan membentuk kerak kulit kering yang sering kita kenal sebagai luka koreng (1). Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana luka bisa terjadi, tahapan penyembuhannya, dan cara mengurangi rasa gatal ketika kerak kulit atau luka koreng mulai terbentuk.
Pengertian luka ringan
Luka ringan adalah robekan pada kulit yang bisa terjadi karena kecelakaan atau cedera (2). Fakta menarik tentang kulit adalah bahwa ia merupakan organ tubuh terbesar (3) dan berfungsi sebagai penghalang antara organ di dalam tubuh kita dengan kontak luar, misalnya dari suhu dingin/panas dan bakteri (2,3). Ketika kita mengalami cedera, bagian kulit yang terkena luka otomatis akan berdampak, karena jaringan epidermis menjadi rusak. Setelah ini, tubuh akan bereaksi untuk melakukan proses regenerasi sel, atau pertumbuhan jaringan kembali (3).
Apa yang terjadi ketika kita mengalami luka?
Saat terluka, tubuh kita akan bereaksi untuk melakukan proses penyembuhan. Berikut ini merupakan penjelasan tentang seperti apa proses penyembuhan dari luka ringan termasuk bagaimana akhirnya kerak kulit atau koreng bisa terbentuk:
- Pertama, tubuh kita akan berusaha melindungi diri dari infeksi. Selama beberapa hari, luka bisa menjadi bengkak dan masih terasa sakit. Reaksi ini merupakan peradangan yang menandakan bahwa sistem imun kita sedang bekerja untuk melindungi organ dalam tubuh. Pada tahap ini, pastikan untuk selalu menjaga area luka tetap bersih dan kering (1).
- Jaringan epidermis mulai membentuk lapisan kulit yang mengeras (3). Jika pada luka terdapat darah, seharusnya dalam beberapa menit darah akan berhenti mengalir (2). Gumpalan darah dan jaringan kulit ini kemudian akan membentuk lapisan baru yang lebih keras, yang sering kita sebut sebagai keropeng/koreng (2,3).
- Setelah koreng terbentuk, tubuh kita mulai melindungi luka dari infeksi. Pada tahapan ini, tubuh sedang bekerja dari dalam.
- Timbulnya koreng berfungsi untuk melindungi luka. Dengan adanya kerak kulit yang keras seperti koreng yang dipicu oleh kolagen, bagian dalam kulit di bawahnya sedang berupaya untuk melakukan proses penyembuhan (1,2,3,4).
- Di bawah lapisan koreng, jaringan baru mulai tumbuh. Melalui proses ini, tubuh bekerja untuk memperbaiki sel darah merah dan kulit memproduksi kolagen untuk melakukan regenerasi (2,3,4).
- Luka koreng mulai terasa gatal. Ketika koreng sudah terbentuk, biasanya akan terasa gatal. Ketika sudah hampir sembuh, koreng akan mengering dan lepas dengan sendirinya (4).
Munculnya koreng sebenarnya adalah hal yang wajar karena ini menandakan reaksi imun tubuh kita terhadap proses penyembuhan pada luka ringan (4). Sayangnya, selain bentuknya yang merusak keindahan, luka koreng juga bisa terasa sangat gatal dan membuat pemiliknya merasa tidak nyaman (2). Hal ini dapat memicu kita untuk menggaruknya. Biasanya, rasa gatal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (4):
- Histamin. Ketika luka, tubuh akan mengeluarkan histamin, yang berfungsi untuk regenerasi sel. Kadang-kadang, histamin dapat memicu reaksi gatal pada kulit.
- Kolagen. Kolagen kulit kita bekerja untuk menumbuhkan jaringan baru, yang dapat menimbulkan sensasi gatal.
- Sinyal saraf. Saraf akan memberikan sinyal ke sumsum tulang belakang bahwa di bagian yang luka sedang terjadi proses penyembuhan. Sinyal inilah yang dianggap oleh otak kita sebagai rasa gatal.
Cara mengatasi luka koreng yang gatal
Segatal apapun rasanya, jangan sekali-kali untuk mencoba mengelupas kulit koreng yang sudah terbentuk, karena hal ini hanya akan memperlambat proses penyembuhan dan bisa meninggalkan bekas luka parut (2,4,5,6). Sebaliknya, lakukan beberapa hal di bawah ini untuk menanggulangi rasa tidak nyaman akibat luka koreng:
- Jaga jarak dengan hewan. Hindari kontak fisik dengan hewan peliharaan di rumah agar tidak terjadi kontaminasi dengan bakteri (2).
- Atur pola makan. Perbanyak makanan mengandung protein untuk mempercepat penyembuhan (4).
- Jaga kebersihan. Selalu jaga kebersihan di sekitar area luka dari debu dan kotoran (2,4).
- Kompres air dingin. Lakukan kompres dengan air dingin maksimal selama 20 menit (4).
- Oleskan Salep. Setelah luka benar-benar bersih, oleskan tipis petroleum jelly agar perban tidak lengket (7). Anda juga dapat mengoleskan salep dengan kandungan minyak Eukaliptus/ Eucalyptus Oil dan Kamfer/Camphor yang membantu meredakan gatal dan nyeri (8,9).
Kapan luka koreng bisa sembuh?
Pada umumnya, luka akan sembuh secara bertahap. Semakin ringan lukanya, semakin cepat juga sembuhnya (1,2). Selain itu, faktor usia juga berpengaruh terhadap lama atau tidaknya penyembuhan. Semakin muda usia seseorang maka semakin cepat juga proses penyembuhannya (1).
CH-20211125-36
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi:
- Joanne Murren-Boezem. Wound Healing and Care. Kids Health. Diakses pada 10 November 2021 dari https://kidshealth.org/en/parents/wound-care.html
- Debra Wetcher. How Wounds Heal. Medline Plus. Diakses pada 10 November 2021 dari https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000741.htm
- Girish K Patel. The Importance of the Skin Barrier in Managing Periwound Areas. Wounds International Vol 2 Issue 1. Diakses pada 11 November 2021 dari https://omniamedsso.om-systems.net/sso/check_site_login/site_id/15/login_type/2/ip_haish/d25342a9653f46e5ba147cd35cd8b697
- Jayne Leonard. Ways to Help Scabs Heal. Medical News Today. Diakses pada 11 November 2021 dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/325836
- Scott Frothingham. Why Do Scabs Itch? Healthline. Diakses pada 11 November 2021 dari https://www.healthline.com/health/why-do-scabs-itch
- Kiara Anthony. How to Get Rid of Scabs Fast. Healthline. Diakses pada 11 November 2021 dari https://www.healthline.com/health/how-to-get-rid-of-scabs
- Blahd William H, et all. Care for a Skin Wound. University of Michigan Health. Diakses pada 11 November 2021 dari https://www.uofmhealth.org/health-library/tp22233spec
- Alam, P., Shakeel, F., Anwer, M. K., Foudah, A. I., & Alqarni, M. H. (2018). Wound Healing Study of Eucalyptus Essential Oil Containing Nanoemulsion in Rat Model. Journal of oleo science, 67(8), 957–968. https://doi.org/10.5650/jos.ess18005
- Raina, Kanksha. Incredible Uses and Benefits of Camphor You May Not Know About Diakses pada 11 November 2021 dari: https://parenting.firstcry.com/articles/magazine-incredible-uses-and-benefits-of-camphor-you-may-not-know-about/